Langit yang mulanya berawan dan cerah, beralih gelap pekat. Awan biru bersalin kelabu. Nampaknya hujan siap mengguyur kota ini. Sepanjang jalan pun terlihat sepi. Seorang bapak tengah tertidur pulas di atas becak. Di samping kirinya, seorang ibu paruh baya sedang membuatkan minum pesanan pelanggannya. Sebagai pengamat dan penikmat, tak ada kata yang pantas terlontar selain “Semangat!”
Kata orang, roda itu berputar layaknya kehidupan. Ada kalanya di atas, ada kalanya juga dibawah. Tidak ada yang janggal dari petuah ini. Faktanya memang begitu..
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut:2)
Hari ini boleh saja kita berada di bawah. Penuh peluh dan keluh. Sayangnya, peluh dan keluh saja tak membuat keadaan semakin membaik. Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berikhtiar. Sebenarnya, kita sebagai seorang hamba sungguh tak pantas mengeluarkan kalimat-kalimat peluh dan keluh itu. Banyak sekali, nikmat yang Allah beri. Nikmat sekecil apapun itu tetap nikmat namanya. Dan nikmat yang Allah beri lebih banyak dari masalah-masalah yang kita keluhkan.
Kita selalu merasa ujian yang diberikan Allah terasa berat. Hari-hari penuh dengan sambat. Sesekali juga mengumpat. Astagfirullahaladzim. Padahal, Allah sudah menegaskan dalam firman-Nya Q.S Insyirah ayat 5:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
Sebagaimana halnya, Allah memberikan penyakit beserta obat penawarnya. Begitu pula, Allah memberi kita masalah beserta solusinya. Contohlah, dalam sebuah rumah tangga sedang mengalami permasalahan ekonomi. Sedih? Wajar. Berlarut-larut? Jangan dong. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, jika kaum itu tidak berusaha mengubahnya sendiri -Ikhtiar-
Memaksimalkan usaha. Semangat jangan sambat. Dan jadilah kuat!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar